Alkisah ada 2 anak manusia Asep dan Ali. Asep pendukung kenaikan BBM sedangkan Ali matian-matian membantahnya. Berikut ini percakapan di antara mereka.
Ali: Mafia perminyakan sudah merasuk terlalu dalam di PERTAMINA/BP MIGAS.
Asep: Naik gak naik gak bakal ngaruh. Mafia bakal tetap ada. Kalau mau diberangus ya tangkapi oknumnya. Gak ada kaitan dengan harga BBM.
Ali: Ada kok ekonom yang bilang harga BBM gak mungkin semahal itu
Asep: Mas Rofans dari Kompasiana sudah membantah tulisan itu, silakan lihat daftar tulisan dia.
Ali: Tapi kok negara lain lebih murah?
Asep: Indonesia udah termasuk murah, rujuk lagi tulisannya mas Rofans ada 1 artikel yang menjelaskan.
Ali: PDIP bilang kalaupun BBM gak naik APBN kita bakal defisit 2.33 % doang kok masih di atas ambang aman 2.5 %.
Asep: Betul di atas ambang aman, tapi ini kan belum tengah tahun, gimana kalau defisit naik lagi? Mau kamu ambil resiko (2.5-2.33 = 0.17)% itu?
Ali: Ah PKS bilang kalau masih segitu mah gak bakal kiamat!
Asep: Kok PKS bilang gitu? Bukannya moto mereka jujur tegas dan PROFESIONAL? Sepertinya mereka kurang ngerti apa itu artinya profesional.
Ali: Ah peduli setan lah, saya gak suka presiden SBY apalagi si Boediono NEOLIB. Apapun yang diputuskan mereka itu sudah pasti salah!
Asep: Siapapun yang anda pilih 2009 kemaren, harga BBM bakal tetap naik kok. Ini bukan soal presidennya.
Ali: Calon lain kan ekonomi kerakyatan.
Asep: Sayang sekali dari segi teori ekonomi manapun BBM emang udah mesti naik. Namanya juga udah kepepet
Ali: Tapi kan harga barang-barang ikut naik?
Asep: Makanya lebih cepat naik lebih bagus. Biar inflasi berhenti dan pemerintah bisa segara normalisasi
Ali: Nanti kan supir angkutan umum jadi mahal?
Asep: Ya naikkan tarifnya sekalian dong biar adil!
Ali: Di UUD 45 kan ada tuh ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” (Pasal 33)
Asep: Kan emang dikuasai negara, dan emang digunakan oleh rakyat kan? Bukan minyak kita dijual semua ke asing sampai-sampai dalam negeri gak ada stok. Pasal ini mengikat kewajiban pemerintah terhadap rakyat, bukan mengatur mekanisme harga BBM itu sendiri.
Ali: Pokoknya saya tetap gak sokong! Gerindra dan Hanura aja ampe walkout!
Asep: Saya sesalkan, ada cara lain lebih jantan.
Ali: Saya tetap gak ikhlas BBM turun! Gak peduli saya!
Asep: Ya mau bagaimana lagi, kamu itu manifestasi sebagian besar rakyat Indonesia.
Catatan: Tulisan ini hanyalah rekaan semata. Tokoh-tokoh yang disebutkan namanya telah dimintai izin terlebih dahulu.
Source : http://www.kompasiana.com/manaorofans