News Update :

Pak SBY Diskriminasi ?


Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Saran Pena Kawan
OPINI | 03 April 2012 | 06:06 Dibaca: 3   Komentar: 0   Nihil
Mengamati pidato Presiden SBY Sabtu malam menjelang 1 April 2012 ada sesuatu yang mengganjal hati saya.  Dalam pidato panjang lebar menjelasakan seluk beluk BBM, beliau menyapa beberapa komunitas warga.  Anggota DPR dipuji puji, Polri (dan TNI) di beri ucapan selamat, Pengusaha dan Pejabat Daerah diingatkan. Namun sayang seribu kali sayang, kepada komunitas mahasiswa dan kaum buruh tak sepatahpun kata  keluar dari bibir pak SBY.  Para demonstran tidak disapa presidennya.


---------------------------------------------------------------------------------------------
Kiport:
acara, olahraga, acara hiburan, bisnis

online, acara olahraga, acara hiburan, bisnis online, internet, online, bisnis online ,bisnis internet,

wanita, busana, online, acara olahraga, acara olah raga, pengalaman, pengalaman, acara hiburan, acara

hiburan bisnis internet, teknologi, wanita, murah bisnis, pengalaman.alhamdulillah.Semoga

Sukses.Aamin

--------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam pidato yang ditunggu tunggu seluruh rakyat Indonesia, sebagai seorang intelektual Pak SBY berhasil dengan baik menyampaikan kebijakan pemerintah tentang BBM.  Beliau memulai dengan ungkapan rasa syukur kehadirat Allah SWT, menyampaikan pidato dengan sanagat santun, tidak meledak ledak serta tidak menyalahkan siapapun.  Disamping itu dalam memutuskan penundaan kenaikan BBM, pemerintah telah melalui proses musyawarah dan mufakat guna mencapai keadilan dan kesejahteraan rakyat indonesia.  Isi pidato itu telah sempurna mengamalkan Pancasila dari sila pertama, kedua, keempat dan kelima, tetapi tidak pada sila ke - 3 Persatuan Indonesia.
Sebagai Kepala Pemerintahan tindakan beliau bisa dimaklumi apabila tidak menyapa demonstran, namun sebagai Kepala Negara, wajib hukumnya beliau menyapa para mahasiswa, kaum buruh dan komunitas warga yang berunjuk rasa.  Sebagai Kepala Negara seharusnya sila ke - 3 Persatuan Indonesia diamalkan sepenuh hati dengan menyampingkan rasa tidak suka.   Bagaimanapun situasinya  para demonstran itu adalah rakyat Indonesia, mereka berhak mendapat ” teguran”  ataupun sapaan dari Kepala Negara.
Apakah Pak SBY telah melakukan diskriminasi ?  Mungkin  tidak sejauh itu. Hanya saja mungkin dalam tekanan dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam masalah BBM, maka beliau hanya terkonsentrasi menjelaskan seluk beluk BBM yang ujung ujungnya tidak jadi dinaikkan.  Kemana staf ahli Presiden yang menyusun pidato, atau kemana Menteri Pemuda dan Olahraga serta Menteri Tenaga Kerja.  Seyogyanya mereka memberi masukan kepada Presiden agar dalam pidato itu adalah sedikit ungkapan yang ditujukankepada para demonstran, yang intinya menjaga Persatuan Indonesia.
Kalau saya jadi staf ahli beliau, saya akan menambahkan satu paragraf dalam pidato itu, demikian bunyinya :
Saudara saudaraku rakyat indonesia, terutama para pengunjuk rasa, saya memaklumi aspirasi saudara saudara dalam masalah BBM, saya memperlajari dengan seksama segala dampak yang terjadi apabila BBM dinaikkan. Oleh karena itu demi menjaga kelangsungan keberadaan negara kita ini maka saya putuskan BBM tidak akan dinaikkan sampai tahun 2014.  Terkait dengan hal itu saya berharap para mahasiswa segera kembali ke kampus, lanjutkan perkuliahan . Kepada kaum buruh segeralah  kembali bekerja di pabrik tingkatkan kinerja anda. Hentikan segala tindakan demonstrasi mari kita bersama bekerja untuk membangun bangsa ini.
Nah dengan cara menyapa komunitas demonstran maka Pak SBY terhindar dari pelanggaran sila ke -3 Pancasila sekali gus terhindar pula dari sikap diskriminasi membeda bedakan perlakuan terhadap rakyat. Sikap bijak   seperti ini dipastikan mampu merangkul seluruh rakyat adalah sikap seorang negarawan. Dalam suatu komunitas selalu saja ada kelompok yang nakal dan taat. Apapun sikap mereka,  menyapa adalah tindakan bijaksana, anda adalah Presiden  Republik Indonesia terpilih dan anda harus berada di semua pihak. Itu saja Pak SBY.
Catatan seorang dosen Pendidikan Pancasila
View the original article here
Share this Article on :
 

© Copyright Sharing Connecting 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.